![]() |
Mimpi dari Bumiayu: Riyadin Setiabudi, Dulu Cleaning Service, Kini Pimpin Empat Perusahaan. |
JAKARTA – Siapa sangka, tangan yang dulu menggenggam pel dan ember
kini memegang kendali strategis empat perusahaan di bidang katering, laundry,
energi, dan teknologi. Sosok itu adalah Riyadin Setiabudi, pria
sederhana kelahiran Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah — yang kini menjelma
menjadi salah satu pengusaha sukses di lingkup pelayanan konsumsi instansi
pemerintahan.
Dikenal sebagai cah ndeso — istilah khas Jawa yang merujuk pada anak kampung — Riyadin memulai hidup dari keluarga sederhana. Selepas SMEA Slawi, ia memutuskan merantau ke Tangerang demi membantu ekonomi keluarga. Pekerjaan pertamanya adalah sebagai cleaning service di perusahaan katering sekolah penerbangan di Curug, Tangerang. Dari sinilah semua bermula.
![]() |
Para karyawan PT Adidev saat melayani katering para jamaah haji tahun 2025 di Indramayu |
Setiap hari sejak subuh, Riyadin
menyapu dapur, mencuci toilet, hingga membersihkan alat-alat masak. "Saya
mulai dari nol, betul-betul dari bawah. Tapi saya belajar dari semua proses
itu. Saya ingin naik kelas, tapi tetap jujur dan setia dengan kerjaan,"
kenangnya.
Loyalitas dan kerja kerasnya tidak
sia-sia. Pimpinan perusahaan mulai mempercayainya untuk menangani tugas-tugas
yang lebih besar. Lambat laun, ia naik menjadi manajer operasional.
Namun tekad Riyadin tak berhenti di sana. Tahun 2015, ia memutuskan untuk
membuka usaha sendiri — tanpa modal.
“Saya mulai usaha sendiri justru di Badiklat Kejaksaan RI, dengan nol modal. Ketika dapat kontrak, barulah investor datang mendukung,” kisahnya. Nama baik dan reputasi pelayanannya membuka jalan lebar. Tahun berikutnya, 2016, ia sudah mampu menjalankan sendiri proyek katering untuk pelatihan calon jaksa di Badiklat.
Peserta PPPJ (Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa) Angkatan 82 Gelombang I tahun 2025 saat menikmati makan santap malam di ruang makan dengan pelayanan PT Adidev Putra Perkasa |
Tak puas hanya di satu lini, Riyadin
mulai berekspansi. Ia merambah Mahkamah Agung,Kemenkum Imipas dan Kemenag,
hingga mencoba masuk ke sektor energi dan teknologi melalui PT Abipraya Jaya
Ekspansi, yang bergerak di bidang panel surya dan solusi teknologi.
Hingga kini, Riyadin Setiabudi
menjabat sebagai Presiden Komisaris di empat perusahaan:
1.
PT Adidev
Putra Perkasa – Katering
2.
PT Yozaumi
Internusa Pratama – Katering
3.
PT Biruwangi – Laundry
4.
PT Abipraya
Jaya Ekspansi – Energi dan Teknologi
Nama "Salma Katering" yang
menempel di seragam tim kateringnya adalah penghormatan pada sang anak,
sekaligus menjadi ikon usaha yang membanggakan. Perusahaan Riyadin kini
dipercaya penuh untuk menangani kebutuhan konsumsi peserta pelatihan di
Badiklat Kejaksaan RI dan bahkan telah menjajal penyediaan makanan untuk jemaah
haji di Indramayu — dengan hasil memuaskan.
Bagi Riyadin, dunia katering bukan
sekadar bisnis. “Ada dua berkah dari katering: bisa memberi makan orang lain,
dan dapat keuntungan halal dari usaha sendiri. Risiko kerugian di katering juga
relatif kecil, asalkan pelayanan dan rasa makanan dijaga,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa standar gizi,
kualitas rasa, dan kepuasan pelanggan adalah prioritas utama. Terutama
dalam melayani peserta pendidikan calon jaksa dan pelatihan teknis di Badiklat,
yang menjalani kegiatan padat dari pagi hingga malam.
Misi dan Harapan
Riyadin Setiabudi berkomitmen
menjadikan perusahaannya sebagai penyedia jasa makanan terbaik di instansi
pemerintah — tak hanya dari sisi rasa dan pelayanan, tetapi juga dari standar
gizi yang menunjang aktivitas intelektual dan fisik peserta diklat.
“Harapan saya sederhana: bisa terus
memberi yang terbaik, bertahan dengan integritas, dan memperluas manfaat usaha
ini ke tempat-tempat lain,” tutupnya.
Kisah Riyadin Setiabudi adalah bukti
bahwa keberhasilan tak selalu datang dari mereka yang punya segalanya di awal.
Tapi dari mereka yang terus melangkah, meski harus menyapu lantai dengan
harapan di dalam dada. (Muzer)