Adhyaksa Foto Indonesia

Badiklat Kejaksaan RI Bekali Siswa PPPJ dengan Bela Diri Karate Gojukai

 



Pembentukan Mental dan Disiplin, Siswa PPPJ Dilatih Karate Gojukai di Badiklat



JAKARTA – Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kejaksaan RI memperkenalkan program baru berupa pelatihan bela diri karate aliran Gojukai bagi siswa Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan 82 Gelombang II Tahun 2025. Program ini digagas langsung oleh Kepala Badan Diklat, Dr. Leonard Simanjuntak, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Gojukai Indonesia periode 2025–2030.


Pelatihan karate tahun ini selain diikuti Siswa PPPJ Gelombang II juga sebelumnya PPPJ Gelombang I dilaksanakan setiap sore usai pulang PKL,  berlangsung di lapangan Badiklat Kejaksaan RI, Jakarta. Pantauan pada Selasa (23/9/2025) sore Hadir sebagai instruktur, Dr. Khaerul Amir, dari  unsur Wakil Ketua Gojukai Indonesia.

“Pembekalan bela diri ini sangat penting agar para calon jaksa memiliki kepercayaan diri ketika menghadapi berbagai kendala, hambatan, maupun ancaman di lapangan. Seorang jaksa harus mampu melindungi dirinya sendiri, sekaligus memiliki mental yang kuat, disiplin, dan siap menghadapi tantangan,” ujar Khaerul Amir usai memberikan pelatihan.


Materi Latihan

Dalam sesi pelatihan ini, para siswa PPPJ dikenalkan pada teknik dasar karate Gojukai.
“Beberapa teknik yang kami ajarkan antara lain pukulan (seiken tsuki), tangkisan (uke), tendangan depan (mae geri), serta sejumlah gerakan dasar lainnya,” jelas Khaerul.

Selain itu, peserta juga diperkenalkan dengan rangkaian gerakan yang disebut kata, yaitu pola gerakan berjenjang dalam karate. Untuk tingkat pemula, siswa PPPJ diajarkan taikyoku jodan sebagai dasar untuk penguasaan tingkat lanjut.

Kata ini sangat penting, karena bukan sekadar gerakan fisik, melainkan juga melatih konsentrasi, mental, dan kedisiplinan,” tambahnya.

Harapan untuk Calon Jaksa

Khaerul Amir menegaskan bahwa latihan karate bukan semata-mata olahraga, melainkan investasi mental dan fisik bagi jaksa masa depan.
“Harapan kita, baik jaksa laki-laki maupun perempuan, mereka semua punya rasa percaya diri yang tinggi, tubuh yang bugar, serta bekal pertahanan diri. Dengan begitu, mereka bisa melaksanakan tugas dengan baik, tanpa ada rasa khawatir ketika menghadapi hambatan ataupun ancaman,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya keseriusan peserta.
“Jangan sampai setelah selesai pendidikan tidak mendapatkan apa-apa. Itu bukan hanya merugikan kalian, tapi juga merugikan institusi Kejaksaan RI. Karena jaksa di lapangan pasti menghadapi dua hal: ada yang suka dan ada yang tidak suka, ada kawan dan ada lawan. Maka pembekalan mental dan disiplin ini adalah hal yang mutlak,” tandas Khaerul.

Dukungan Kabadiklat

Sebelumnya, Kepala Badiklat Kejaksaan RI, Dr. Leonard Simanjuntak, menegaskan bahwa pelatihan karate merupakan bagian integral dari pembentukan calon jaksa yang tangguh. Menurutnya, keterampilan bela diri dapat menunjang kesiapan aparat penegak hukum, khususnya ketika berhadapan dengan situasi berisiko tinggi.

“Kita siapkan karate sebagai salah satu bekal penting. Ini bagian dari keterampilan fisik agar para jaksa siap menghadapi kondisi lapangan, termasuk ketika menghadapi tersangka berisiko tinggi, DPO, atau dalam proses pengamanan persidangan,” ungkap Leonard, yang juga pemegang sabuk Dan VI Gojukai Internasional.

Dengan adanya program ini, Badiklat Kejaksaan berharap para calon jaksa tidak hanya menguasai ilmu hukum, tetapi juga memiliki keberanian, disiplin, dan kekuatan mental yang seimbang. (Muzer)

 

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال