Kabid Penyelenggara Diklat Frits Nalle Pimpin Upacara Memperingati Harkitnas ke- 116 di lapangan Apel Badiklat Kejaksaan RI, Ragunan, Senin (20/5/2024) |
JAKARTA- Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kejaksaan RI menggelar upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-116 Tahun 2024 di Lapangan apel Kampus A Badiklat Kejaksaan RI, Ragunan- Jakarta, Senin (20/5/2024), diikuti para pegawai Badiklat dan seluruh siswa Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan 81 Tahun 2024 sebanyak 349 peserta.
Upacara dipimpin oleh Kepala Bidang
Penyelenggara pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsioan Frits
Nalle sekaligus membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI pada
Upacara Peringatan ke-116 Hari Kebangkitan Nasional dengan tema “Bangkit
Untuk Indonesia Emas”.
Dalam sambutan yang dibacakannya,
Kabid Penyelenggara menyampaikan bahwa dewasa ini kita dihadapkan suatu
realitas yakni perkembangan teknologi yang melesat cepat. Hari-hari ini hingga
dua dekade ke depan adalah momen krusial yang akan sangat menentukan langkah
kita untuk menjadi pemain penting dalam menggapai dunia.
“Lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, telah lahir organisasi Boedi Oetomo yang pada masa itu telah menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Hari berdirinya Boedi Oetomo inilah yang kelak menjadi simbol Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini,” ujar Nalle.
Adapun organisasi Boedi Oetomo bermula
dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang berkumpul mendirikan
suatu organisasi modern. Banyak orang menaruh harapan pada organisasi ini dan
menganggapnya sebagai motor penggerak kemerdekaan di tanah Hindia Belanda.
Sebelum Boedi Oetomo, adalah
Kartini, Perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawali lahirnya gagasan
kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan, dan kemajuan
melalui tulisan-tulisannya yang tersiar ke penjuru dunia. Kartini ialah seorang
yang menggodok aspirasi-aspirasi kemajuan di Indonesia untuk pertama kali
muncul sejak lebih dari satu abad yang lalu.
“Hari ini kita berada pada fase
kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama yang telah
dipancangkan para pendiri bangsa. Berbeda dengan perjuangan yang telah dirintis
lebih dari seabad yang lalu, kini kita menghadapi beragam tantangan dan peluang
baru yakni kemajuan teknologi yang menjadi penanda zaman baru,” tuturnya.
Kabid Penyelenggara menyampaikan
adagium dalam sambutannya bahwa “Dia yang menguasai teknologi, dia pula yang
akan menguasai peradaban”. Pada titik ini, gambarannya semakin jelas,
penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong Indonesia
Emas.
Sementara itu, di hadapan kita
telah terbentang potensi kekuatan yang siap merambah dunia. Bonus demografi
menunjukkan bagaimana 60% penduduk Indonesia dalam dua dekade ini menjadi
tenaga usia produktif yang siap mengembangkan inovasi-inovasi baru, khususnya
bagi kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi.
Sebagaimana telah berkali-kali
dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo, peluang Indonesia menjadi negara maju ada
dalam 10 hingga 15 tahun ke depan, yakni dengan cara memaksimalkan bonus
demografi.
“Bonus demografi yang dimiliki Indonesia haruslah dikelola dengan
kebijaksanaan. Salah satu yang berpeluang menjadi penopangnya adalah adopsi
teknologi digital. Tingkat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 79.5%
dari total populasi. Ini diperkuat dengan potensi ekonomi digital ASEAN yang
diperkirakan meroket hingga 1 triliun USD pada Tahun 2030,” terangnya.
Dia menambahkan bahwa dalam aspek bisnis, sosial, dan ekonomi,
transformasi digital dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung
pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan produktivitas dan profitabilitias
bisnis. Sementara itu dalam aspek sosial dan lingkungan, transformasi digital
mampu meningkatkan akses terhadap berbagai teknologi untuk mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim.
“Potensi-potensi ini tentu mendukung percepatan transformasi digital,
sekaligus membuka peluang bagi Indonesia untuk keluar dari middle-income
trap. Perekonomian Indonesia harus tumbuh di kisaran 6-7% untuk dapat
mencapai target negara berpendapatan tinggi atau negara maju pada tahun 2045,”
ungkapnya.
Dengan pencanangan percepatan transformasi digital nasional oleh Presiden
Joko Widodo yang dipacu beberapa tahun terakhir ini, tantangan demi tantangan
dapat kita hadapi bersama. Kerja sama dari seluruh komponen bangsa telah
menggerakkan roda transformasi dengan pasti. Hasil demi hasil bisa mulai
dinikmati, mulai dari kalangan perkotaan sampai dengan pedesaan, di seluruh
penjuru tanah air.
Kemudian Kebangkitan kedua merupakan momen terpenting bagi kita hari ini.
Kita harus menatap masa depan dengan penuh optimisme, kepercayaan diri, dan
keyakinan. Kemajuan telah terpampang di depan mata. Momen ini mesti kita
tangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa. Tidak mungkin lagi bagi
kita untuk berjalan lamban, karena kita berkejaran dengan waktu. Di titik
inilah, seluruh potensi sumber daya alam kita, bonus demografi kita, potensi
transformasi digital kita, menjadi modal dasar menuju Indonesia Emas 2045.
(Muzer)