Adhyaksa Foto Indonesia

Ceramah Pimpinan, Kabadiklat Siapkan SDM Berdaya Saing yang Komprehensif dan Bersih dari Praktik KKN

 

Kabadiklat Kejaksaan RI Tony Spontana di dampingi Kapusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan Iman Wijaya memberikan Ceramah Pimpinan Tentang" Isu Strategis dan Kepemimpinan Kinerja Organisasi" di Kampus B Adhyaksa Loka Ceger, Selasa (30/4/2024)



JAKARTA- Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan (Kabadiklat) Kejaksaan RI Tony Spontana menegaskan, arah pembangunan SDM Aparatur ditujukan pada SDM Aparatur yang:  Berintegritas, Profesional, Netral dan bebas dari intervensi politik, Bersih dari praktik KKN, Mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan  Mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa, juga mampu beradaptasi dengan perubahan global yang sangat dinamis.


Hal itu disampaikan Tony Spontana dalam ceramah pimpinan Badiklat Kejaksaan RI kepada peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) bagi pejabat eselon III Angkatan I dan II yang berlangsung di Aula Adhyaksa Loka Gedung Diklat Kampus B, Ceger, pada Selasa (30/4/2024) di Jakarta.

“ Penyiapan SDM Aparatur ke depan harus diarahkan pada peningkatan daya saing yang komprehensif: Terkait penguatan teknologi, infrastruktur, dan sistem; Terkait penguatan terhadap penguasaan pengetahuan, networking, dan kolaborasi,” kata Tony Spontana di dampingi Kapusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan, Iman Wijaya.

Pejabat Administrator:

Kemudian lanjut Tony, Pejabat yang bertanggung jawab memimpin pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pengawas dan pejabat pelaksana. “ Pejabat pengawas bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana, di mana pejabat pelaksana bertanggung jawab melaksanakan kegiatan (pelayanan publik),” bebernya.

Selain itu kata Tony, Positioning menjadi penting bagi seorang pemimpin (pejabat administrator) untuk  memahami kinerja satuan kerjanya, termasuk kinerja unit, maupun kinerja organisasi secara utuh.

Peserta PKA Angkatan I berkesempatan berfoto bersama dengan pejabat utama Badiklat.


Kinerja organisasi:

Kinerja adalah situasi yang merupakan hasil yang telah/diharapkan terwujud dari pelaksanaan suatu aktivitas. Dengan demikian, kinerja tidak dapat disamakan dengan kerja karena dalam kinerja, ketercapaian dari hasil yang diharapkan terwujud, menjadi bagian yang utama.

Berdasarkan tingkat kedalamannya, kinerja dapat dibedakan atas kinerja makro, kinerja meso, dan kinerja mikro. Kinerja makro meliputi kinerja pada level organisasi yang besar, di mana di dalamnya terdapat berbagai bidang urusan. Kinerja mikro, di sisi lain, merupakan kinerja yang ditunjukkan pada level terendah, di mana sebuah organisasi langsung berhubungan dengan pengguna layanannya. Sementara itu, kinerja meso merujuk pada kinerja dari: sebuah bidang urusan dalam organisasi besar; atau kinerja dari sebuah proses yang melibatkan lintas urusan.


Manajemen Kinerja:

Secara sederhana, manajemen kinerja dapat dimaknai sebagai gaya manajemen yang mengintegrasikan dan memanfaatkan informasi kinerja dalam proses pengambilan keputusan.

“ Integrasi berarti informasi kinerja menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam siklus manajemen, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengendalian,” paparnya.

Kepemimpinan kinerja:

Tony pun menegaskan Kemampuan mengambil keputusan dalam mengaktualisasikan kepemimpinan kinerja dan manajemen kinerja sesuai bidang tugas di unit instansinya, dengan melakukan: Inovasi, Kolaborasi, dan Optimalisasi potensi sumber daya (internal & eksternal).

“ Untuk meningkatkan kinerja organisasi serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. Secara berintegritas,”.

Peserta PKA Angkatan II bersama Kabadiklat Tony Spontana dan Pimpinan Pusdiklat Manajemen dan Kepemimpinan

Isu strategis:

Tony juga menjelaskan tentang Strategi, secara etimologis berasal dari kata strategus yang berarti: “a military commander in Ancient Athens and a member of Council War” (Komandan militer pada jaman Athena Kuno dan anggota Dewan Perang).

Secara harfiah, strategi terdiri atas dua kata, yakni stratus (militer) dan agein (pemimpin). Kata tersebut selanjutnya mengalami evolusi makna.

Hari ini, makna luas dari strategi adalah “long term plan of action designed to achieve particular goal, as differentiated from tactics or immediate actions with resources in hand” (rencana aksi jangka panjang yang dirancang untuk mencapai tujuan khusus, yang berbeda dari taktik atau tindakan yang dilakukan segera dengan sumber daya yang sudah ada).

 


Kemudian dalam ceramah atau pembekalan peserta (diklat-red) Kabadiklat juga menyampaikan pentingnya Program Prioritas Nasional 7 Prioritas Nasional Dalam RKP Tahun 2023;

Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkualitas dan Berkeadilan, Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan, Meningkatkan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing, Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan, Memperkuat Insfrastruktur untuk Mengembangkan Ekonomi dan Pelayanan Dasar, Membangun Lingkungan Hidup: Meningkatkan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim dan Memperkuat Stabilitas Polhukam dan Transformasi Pelayanan Publik.

Isu-isu strategis:

Akselerasi Program Prioritas Presiden Percepatan Investasi, Digitalisasi Birokrasi, Pengentasan Kemiskinan, Pemberantasan Korupsi dan Penurunan stunting.

Trilogi Kepemimpinan: Strategic leadership (kepemimpinan strategis) Servant leadership (kepemimpinan melayani) Super leadership (kepemimpinan puncak)

Terakhir Kesimpulan:

Kembali kepada konsepsi dasar bahwa PNS adalah abdi negara dan abdi masyarakat, maka pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangannya sejatinya adalah untuk melayani masyarakat (pelayan publik).

Tanggung jawab dalam memberikan pelayanan publik menjadi kewajiban seluruh aparatur, bukan hanya kewajiban pimpinan. (Muzer)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال