Jaksa Agung Burhanudin JAKARTA - Jaksa Agung Burhanuddin menegaskan bahwa seorang Jaksa harus memiliki integritas dan attitude yang ...
JAKARTA- Jaksa Agung Burhanuddin
menegaskan bahwa seorang Jaksa harus memiliki integritas dan attitude yang
baik, untuk mampu mengubah
pola pikir serta perilaku di lingkungan sekitar ke arah positif, terukur, dan
berakhlak.
“Jaksa tidak boleh hanya pintar, tetapi
juga harus memiliki integritas dan attitude.
Sebab hal tersebut yang menentukan arah perjalanan karier saudara-saudara.
Khususnya di era transformasi digital ini, tidak cukup dengan knowledge saja (teori atau pengalaman),
tetapi juga harus memiliki kemampuan yang mumpuni yaitu interpersonal,
komunikasi, disiplin, goal setting
dan solutif/problem solving,” ujar
Jaksa Agung Burhanuddin saat mengisi ceramah pada Pendidikan dan Pelatihan
Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan LXXX (80) Gelombang I Tahun 2023 pada Rabu 06
September 2023 di Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI, yang dihadiri
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI, Para Pejabat Eselon II dan
III di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI, serta para
widyaiswara.
Menurut Jaksa Agung, kepintaran membuka banyak pintu tapi
karakter yang membuat kita menjadi bertahan. Dalam
membangun karakter dibutuhkan adab dan etika. Banyak orang yang memiliki
kecerdasan tapi tidak memiliki adab dan etika, karena adab dan etika tidak
selalu diajarkan dibangku pendidikan. Maka untuk melengkapi kepintaran yang dimiliki oleh seorang
Jaksa, Jaksa Agung mengatakan harus didukung dengan adab dan etika yang baik dan mulia. Karena
kepintaran harus mengikuti adab, tidak pernah mendahuluinya, dan tidak pernah
menghancurkannya.
Selanjutnya, Jaksa Agung menyampaikan di
era perkembangan teknologi digital saat ini, Jaksa Agung mengatakan bahwa hal
tersebut juga mengubah modus dan pola kejahatan. Oleh karenanya, Jaksa Agung
menegaskan, seorang Jaksa harus belajar agar dapat beradaptasi dan
mengantisipasi perkembangan kejahatan transnasional. Sebab, kasus kejahatan
akan terus bertransformasi mengikuti perkembangan masyarakat, dan hal itu harus
diantisipasi dengan proses pembelajaran terus menerus.
Lebih lanjut, mengenai penempatan Jaksa di seluruh Indonesia, Jaksa Agung
mengatakan bahwa seorang Jaksa harus bersedia untuk hal tersebut. Menurutnya, penempatan seorang Jaksa di
seluruh Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia luas, serta memberikan wawasan
dan pengalaman kepada seluruh Jaksa untuk memahami adat, budaya, bahkan
bahasanya. Selain itu, hal ini juga menunjukkan Jaksa ada di tengah-tengah
masyarakat dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Ditempatkan dimana saja adalah bagian dari tour of duty. Jaksa harus memahami
proses adaptasi dan sosiologi kemajemukan daerah, bahasa, adat, budaya dan
hukum yang diberlakukan di seluruh Indonesia. Semakin banyak pengalaman yang
anda dapatkan di daerah, maka jadikanlah hal tersebut sebagai bagian untuk mengasah
problem solving dalam setiap
penanganan perkara. Sebab tidak ada perkara apapun yang identik satu sama lain,
termasuk perkara sederhana sekalipun,” ujar Jaksa Agung.
Jaksa Agung berpesan bahwa seorang Jaksa adalah abdi negara, pelayan masyarakat, dan gerak-gerik sebagai seorang
Jaksa akan selalu menjadi teladan bagi masyarakat. Oleh karena itu pelaksanaan
tugas dengan menerapkan adab, etika yang sopan dan santu, akan membuat
masyarakat segan dan menghargai saudara.
“Begitu juga sebaliknya, jika
saudara tidak memiliki adab dan etika, maka hal tersebut akan membuat
masyarakat tidak menghargai saudara dan Institusi baju coklat Kejaksaan yang
kita pakai saat ini. Ingat kalian adalah pelindung masyarakat bagi pencari
keadilan, tegakkan hukum diatas keadilan, kepastian dan kemanfaatan, sehingga
nantinya hukum dapat memberikan perlindungan serta kesejahteraan bagi
masyarakat,” kata Burnahuddin. (Muzer)
COMMENTS