Adhyaksa Foto Indonesia

Wakil Jaksa Agung: Menjadi Ikhlas Adalah Tugas yang Sulit dan Tidak Mudah, Tapi Akan Dimudahkan Saat Kita Bersungguh-sungguh Untuk Ingin Berubah

 

Wakil Jaksa Agung, Setia Untung Arimuladi


JAKARTA- Bidang Pembinaan Kejagung menggelar apel Pencanangan Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) . Apel pencanangan diawali dengan penandatanganan komitmen bersama dan dipimpin langsung oleh Jaksa Agung Muda Pembinaan Bambang Sugeng Rukmono,Jumat ( 9/4/2021) di Menara Kartika Adhyaksa Kejaksaan Agung Kebayoran Baru Jakarta.


Ketua Tim Reformasi Birokrasi Kejaksaan RI yang juga dikenal sebagai Wakil Jaksa Agung RI Setia Untung Arimuladi, memberikan pengarahan pada Acara Pencanangan Pembangunan Zona Integritas Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan Kejagung.


Wakil Jaksa Agung menegaskan Pembangunan zona integritas menuju WBK/WBBM menjadi harapan pemerintah untuk semakin tertanam dalam diri Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam hal ini aparat Kejaksaan.


Wakil Jaksa Agung RI berharap bahwa Penandatangan Komitmen Bersama ini jangan dianggap sebagai acara seremonial saja, akan tetapi ini menunjukkan wujud nyata sumpah dan janji dengan diri sendiri, yang dilakukan oleh saudara-saudara yang siap untuk melakukan perubahan.



Pelaksanaan pembangunan zona integritas jangan dipandang sebagai beban atau keterpaksaan Aparatur Sipil Negara, dalam hal ini jajaran Bidang Pembinaan untuk meraih predikat Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), melainkan pembangunan zona integritas dapat menjadi budaya yang terbangun dengan sendirinya atas dasar kesadaran dan keikhlasan seluruh jajaran Bidang Pembinaan.


Wakil Jaksa Agung RI menyampaikan bahwa “membangun budaya hukum merupakan bagian dari upaya nation character-building”. Budaya hukum adalah nilai-nilai, sikap serta perilaku manusia dalam kehidupan. 


Oleh karenanya hukum dan budaya hukum tidak dapat dilepaskan dari proses transformasi menuju masyarakat modern-industrial berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.



“Saya berikan contoh hal kecil dan ini bisa dijadikan ukuran dan parameter apakah kita semua benar benar “ber-komitmen” untuk melakukan perubahan, misalnya apakah kita sepakat untuk tidak terlambat masuk kantor, tidak masuk kantor tanpa alasan, sering minta ijin tidak masuk kantor, bekerja tanpa program kerja, pulang kantor sebelum waktunya, sering meninggalkan kantor tanpa alasan penting dan bekerja tanpa tanggung jawab,” bebernya.


Menurut Untung, seluruh lembaga Negara kini berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan yang prima dan transparan demi mewujudkan good governance dan clean government yang bersih dan bebas dari KKN.


Begitu pula dengan Kejaksaan Republik Indonesia, dari tahun ketahun makin meningkatnya satuan kerja yang berlomba ingin meraih predikat Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi  dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani.


"Hal ini menunjukkan Trend perkembangan yang dapat kita banggakan demi terwujudnya Visi Kejaksaan Republik Indonesia yaitu “Kejaksaan Republik Indonesia yang Andal, Profesional, Inovatif dan Berintegritas dalam Pelayanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”ujarnya.


"Diperlukan sumber daya manusia yang professional, berintegritas, bekerja keras, berkomitmen dan bekerja sama dengan seluruh lapisan," sambungnya.


Untung menyampaikan sebagai ilustrasi bahwa dalam kehidupan, kadang juga harus melakukan suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan.


" Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan membuat kita terlena di zona nyaman. Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita, agar dapat mulai terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan," ujarnya.


"Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan saudaralah sang penguasa atas diri sendiri. Jangan biarkan masa lalu menumpukkan asa dan melayukan semangat kita," ucapnya.


Untung mencontohkan,Perubahan pasti terjadi… karena yang abadi di dunia ini adalah PERUBAHAN.


"Change or die" itulah kalimat yang cocok bagi kita yang ingin berubah ke arah yang lebih baik, banyak kita yang terlena dengan kehidupan yang nyaman tanpa ada tantangan, sehingga kita terlena dengan keadaan itu, dan tidak jarang kenyamanan itu membuat kita lupa untuk membuat sebuah perubahan yang lebih baik, pernah kah kita belajar terhadap seekor elang yang melakukan perubahan bagi dirinya untuk bertahan hidup," bebernya.


"Elang mengajarkan kepada kita bagaimana melakukan perubahan ke arah yang lebih baik itu memerlukan sebuah pengorbanan walau itu menyakitkan," tuturnya.


Mengakhiri pengarahannya, Wakil Jaksa Agung RI berpesan melalui kata-kata bijak (quote) “Menjadi Ikhlas Adalah Tugas Yang Sulit Dan Tidak Mudah, Tapi Akan Dimudahkan Saat Kita Bersungguh-sungguh Untuk Ingin Berubah” yang diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi dalam melakukan perubahan yang lebih baik.


Sementara Jaksa Agung Muda Pembinaan Bambang Sugeng Rukmono kepada jajarannya mengatakan, Bidang Pembinaan tetap memiliki tekad yang kuat, tetap bersemangat untuk bisa meraih dan mewujudkan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi atau WBK di lingkungan Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan. 


Dikatakan Tekad dan semangat ini tentunya dibarengi pula dengan berbagai rencana dan program riil dari berbagai kegiatan di tiap-tiap Biro dan Pusat, yang diharapkan dapat menunjang terwujudnya predikat WBK tersebut.( Muzer )



Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال