JAKARTA – Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan menerima sebanyak 34 siswa Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan 82 Gelombang I Tahun 2025 untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Plt. Kepala Bidang Penyelenggara Badiklat Kejaksaan RI, Rudi H. Manurung, pada Kamis (19/6/2025) di Aula Kejari Jakarta Selatan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari
penempatan serentak peserta PKL PPPJ di 10 satuan kerja Kejaksaan Negeri
(Kejari) se-Jabodetabek yang menjadi lokasi praktek lapangan. Penyerahan di
Jakarta Selatan menjadi salah satu pusat perhatian karena mewakili simbolik
pelaksanaan PKL secara nasional di wilayah Jabodetabek.
“Dengan segala hormat kami serahkan 34 siswa Peleton 3 PPPJ Angkatan 82 Gelombang I kepada Bapak Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan serta seluruh jajaran, untuk dibimbing, diarahkan, dan dibekali melalui kegiatan-kegiatan praktik yang mendukung kesiapan mereka sebagai calon jaksa,” ujar Rudi H. Manurung yang juga menjabat sebagai Kabid Diklat Sentra pada Pusat Diklat Teknis dan Fungsional.
Ia juga menyampaikan bahwa pemisahan
peserta PPPJ berdasarkan gender merupakan bagian dari kebijakan transformasi
yang diterapkan oleh Kepala Badan Diklat Kejaksaan RI. Dari total 10 peleton
tahun ini, sebanyak 7 terdiri dari siswa laki-laki dan 3 peleton siswi
perempuan.
Para siswa akan menjalani rotasi PKL
pada empat bidang teknis yang ada di Kejari Jakarta Selatan, yakni Intelijen,
Pidana Umum, Pidana Khusus, serta Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun), selama
kurang lebih 20 hari ke depan.
Kajari
Prabowo: Bersyukurlah dan Siapkan Mental Menjadi Jaksa
Kepala Kejari Jakarta Selatan, Prabowo, dalam sambutannya mengawali dengan memperkenalkan para mentor yang terdiri dari jaksa senior, para kepala seksi, dan kasubsi. Ia kemudian membagikan pengalaman pribadinya yang juga pernah mengikuti PKL di Kejari yang sama, sebelum akhirnya dipercaya menjadi Kajari di tempat tersebut.
“Saya ingin memberikan motivasi.
Dulu saya juga duduk seperti kalian, PKL di sini. Tidak pernah saya bayangkan
bisa kembali sebagai Kajari. Ini bukti bahwa kerja keras, syukur, dan
integritas bisa membawa kita pada tanggung jawab yang lebih besar,” ujarnya.
Prabowo mengingatkan bahwa
pelantikan sebagai jaksa bukanlah akhir, melainkan awal perjuangan berat dalam
mempertanggungjawabkan amanah sebagai aparat penegak hukum.
“Syukurilah amanah ini. Kalian tidak
berada di sini karena kebetulan. Jadilah jaksa yang berintegritas. Kuatkan
mental ibadah, hormati orang tua kalian, dan sadari betapa besar kewenangan
yang akan kalian emban,” tambahnya.
Kajari juga menegaskan pentingnya
mental, akhlak, dan pembinaan sebagai fondasi utama dalam menjalankan tugas. Ia
menekankan bahwa pembinaan adalah ilmu penting yang sering diremehkan namun
menjadi krusial ketika seseorang telah memegang jabatan struktural.
PKL
Jadi Bekal Menuju Jabatan Strategis
Dalam pelaksanaan PKL, para siswa
akan dibagi ke dalam empat kelompok yang akan bergilir di setiap bidang teknis.
Mereka akan didampingi oleh mentor yang telah disiapkan, termasuk dalam
penguatan administrasi dan pemahaman teknis yang telah diajarkan selama masa
diklat.
Kejari Jakarta Selatan menjadi satu-satunya
Kejari di Indonesia yang memiliki rumah tahanan khusus untuk kasus tipikor, di
mana KasubagBin juga merangkap sebagai Kepala Rutan secara ex-officio. Hal ini
menjadikan pengalaman PKL di Jakarta Selatan sangat komprehensif bagi peserta
PPPJ.
“Kami berharap adik-adik dapat
menyerap ilmu dan etika selama di sini. Bukan hanya sekadar menjadi pemimpin ke
depan, tapi jadilah pemimpin yang paripurna, yang membawa manfaat, keberkahan,
dan integritas bagi institusi Kejaksaan,” pungkas Prabowo.
Kegiatan PKL ini menjadi bagian
penting dalam tahapan akhir pendidikan calon jaksa. Harapannya, seluruh siswa
PPPJ dapat lulus 100 persen dan siap mengemban tanggung jawab sebagai penjaga
keadilan di tengah masyarakat. (Muzer)