Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi di dampingi Kapusdiklat Kejaksaan Rudi Prabowo |
JAKARTA- Peserta
Diklat Public Speaking Kejaksaan tahun 2018 melakukan studi banding ke Secretariat
Negara ( Sekneg ) yang baerada di Komplek Istana Merdeka Jakarta,Senin (
3/12/18 )
Rombongan peserta Diklat sebanyak 31 orang yang terdiri dari
para Kasi Penkum Kejaksaan Tinggi seluruh Indonesia itu di pimpin Kapusdiklat
Teknis dan Fungsional Rudi Prabowo, tiba di Sekneg pukul.09.00 dan langsung di
sambut Staf Khusus ( Juru bicara Keprresiden ) Presiden RI Johan Budi
Sapto Prabowo.
Juru bicara Presiden dalam paparannya menyampaikan beberapa
hal yang terkait dengan kehumasan,media dan kewartawanan,dalam kehumasan dalam
hal ini mewakili pemerintah yang sebenarnya,apa yang membedakan teori praktek
kehumasansaat ini dengan jaman dulu,kalo jaman dulu belum ada media social,sehingga
apa yang di sampaikan secara konvensional hanya melalui media mainstrem.
“ Yang kemudian ini bisa mempengaruhi kita dalam memerankan sebagai humas sebagai
juru bicara kementerian atau lembaga,nah dii ndonesia ini coba di
perhatikan,ada penduduk berjuta-juta yang aktif menggunakan internet,media social
sebagai public untuk berkomunikasi,public juga sudah bikin media sendiri
melalui akun yang dia punya,itu juga bisa menyebarkan sebagai juru sebar berita
juga,sehingga alat komunikasi utama antar public adalah media social,media mainstream
sudah banyak di tinggalkan,orang percaya di wa grup ketimbang baca Koran,” ujar
mantan juru KPK.
Semua paham bahwa media social sebagai alat komunikasi yang
utama,penggunaan internet sudah mencapai puluhan juta,dan apa yang dilakukan
fungsi kehumasan,sehingga apa yang di sampaikan dalam rangka fungsi kehumasan
dapat melalui media social seperti Facebook,Instagram,Youtub,twiter dan
lain-lain.
“ Setiap kehumasan atau Kajari itu harus punya akun,akunnya
mungkin akun yang lebih banyak,kalo mau ngirim harus ada IG ( instagram )
Presiden punya youtub punya facebook punya instagram punya twiter bahkan beliau
( presiden ) ngeflok juga,” papar Juru Bicara Presiden.
Itu juga bisa di viralkan melalui akun-akun media social yang
di miliki oleh Kejaksaan maupun Kejaksaan Agung,tambahnya.
Selain itu,mantan pencegahan KPK itu juga membahas tentang
kompetensi juru bicara,yang professional yang memiliki pemahaman mendalam
tentang organisasi,mengetahui seluk beluk media dan pemberitaan,pahami sifat
keredaksional media,memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan baik,memahami public dan stakeholder organisasi dan media
komunikasi.
“ Harus beradaptasi dengan perubahan media digital,tidak
hanya informasi cepat,namun konten kreatif yang akurat,kredibel dan
jelas,menjadi semakin penting,stakeholder semakin spesifik dengan pendekatan
yang spesifik juga,” terangnya.
Kunjungan studi banding peserta Diklat Public Speaking ke
Sekneg itu di damping oleh Kapusdiklat DTF Rudi Prabowo,Kabid Program Dwi
S,Kasubid Diklat Sentra Agung S,Jaksa Fitriani dan staf DTF Hari w,berakhir
dengan tanya jawab seputar peran dan fungsi sebagai Kehumasan dan ditutup dengan penyerahan cindera mata berupa
plakat,dilanjutkan berfoto bersama di depan kantor juru kepresidenan komplek
Istana Presiden. ( Muzer )
Tags
Badiklat