Kabadiklat Tutup PKA III-V 2025: Tegaskan Pemimpin Administrator Harus Berani Lakukan Perubahan

PKA Angkatan III–V Resmi Ditutup, Kabadiklat Dr. Leonard Tekankan Transformasi Kepemimpinan ASN.
JAKARTA – Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan (Kabadiklat)
Kejaksaan RI, Dr. Leonard Eben Ezer Simanjuntak, resmi menutup Pelatihan
Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan III, IV, dan V Tahun 2025, yang digelar
di Aula Sasana Adhi Karyya Badiklat Kejaksaan RI, Ragunan, Jakarta, Jumat
(12/12/2025). Penutupan berlangsung tertib, lancar, dan penuh makna, menandai
berakhirnya rangkaian pembelajaran yang dijalani para peserta selama beberapa
bulan terakhir.
Rizal Faharuddin Raih Aksi Perubahan Terbaik
Dalam sambutannya, Kabadiklat
menegaskan bahwa PKA merupakan proses strategis untuk membentuk pemimpin
administrator yang berakhlak serta memiliki kompetensi tata kelola
pemerintahan modern. “Pelatihan ini bertujuan melahirkan pemimpin yang
berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif,
kolaboratif, serta agile dalam menyelesaikan isu-isu strategis dan
mendukung Program Prioritas Presiden,” ujarnya.
Evaluasi
dan Tantangan Pembelajaran Daring
Lebih lanjut, Dr. Leonard
menyampaikan bahwa meskipun pelaksanaan PKA menunjukkan sejumlah capaian
positif, evaluasi terhadap pembelajaran berbasis daring masih menemukan hasil
yang belum optimal. Terbatasnya ruang interaksi langsung, kendala teknis, serta
rendahnya partisipasi aktif menjadi faktor yang menghambat efektivitas
pembelajaran.
“Temuan ini menunjukkan perlunya peninjauan menyeluruh terhadap pola Diklat PKA berbasis blended learning, agar kelemahan yang ada tidak terulang pada Tahun Anggaran 2026,” tegasnya. Ia menekankan pentingnya penyempurnaan agar pelatihan benar-benar memberikan dampak nyata bagi peningkatan kapasitas kepemimpinan ASN.
Pemimpin
Administrator untuk Indonesia Emas 2045
Kabadiklat menekankan bahwa dinamika
perubahan yang cepat, kompleks, serta meningkatnya tuntutan kualitas layanan
publik menempatkan pemimpin administrator sebagai pilar strategis birokrasi.
Tema pelatihan tahun ini, “Transformasi Kepemimpinan Administrator sebagai
Sarana Memperkuat Keterampilan Kepemimpinan dan Keterampilan Prososial Menuju
Indonesia Emas 2045,” disebutnya bukan sekadar slogan, tetapi arah
pembangunan karakter pemimpin masa depan.
Menurutnya, peserta PKA harus
menjadi motor penggerak perubahan: mampu memimpin secara adaptif, membangun
kolaborasi yang sehat, menjaga etika pelayanan, serta memberi kontribusi nyata
terhadap terwujudnya pemerintahan yang efektif, akuntabel, dan berorientasi
masa depan.
Pelaksanaan PKA sendiri dirancang untuk menguatkan kemampuan manajerial, integritas, etika publik, wawasan kebangsaan, hingga kemampuan adaptif dan inovatif melalui teori, praktik, serta proyek perubahan. Dengan kompetensi tersebut, peserta diharapkan siap menjalankan peran kepemimpinannya secara optimal dan mendukung transformasi birokrasi menuju Indonesia Emas 2045.
Hasil
Strategis Pelatihan
Kabadiklat menguraikan bahwa peserta
PKA telah menunjukkan peningkatan kapasitas dalam memahami peran dan tanggung
jawab sebagai pemimpin administrator. Mereka juga memiliki pola pikir baru yang
menekankan integritas, akuntabilitas, profesionalisme, dan orientasi pada
pelayanan publik.
Selain itu, peserta dibekali
kemampuan berpikir kritis, komunikasi efektif, dan kemampuan adaptif dalam
mengelola program serta memimpin tim. “Dengan kompetensi ini, peserta siap
memperkuat kinerja organisasi dan meningkatkan kualitas layanan publik,”
jelasnya.
Pesan
Kepemimpinan: Berani Berubah
Dalam pesan penutupnya, Dr. Leonard
memberikan penekanan kuat pada nilai-nilai kepemimpinan yang harus dipegang
oleh para peserta.
“Pemimpin sejati bukan hanya
memastikan sistem berjalan, tetapi berani melakukan perbaikan berkelanjutan,”
ujarnya. Ia menambahkan, pemimpin harus berani berpikir strategis, tegas dalam
mengambil keputusan, efisien dalam mengeksekusi program, namun tetap empati dan
humanis dalam menjalankan tugas.
Kabadiklat juga berpesan agar nilai
kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab yang telah dipupuk selama pelatihan
menjadi fondasi dalam bekerja. “Keberhasilan Saudara menyelesaikan seluruh
tahapan pelatihan adalah buah dari kerja keras, semangat, dan dedikasi,” tutur
Leonard.
Penghargaan
Aksi Perubahan Terbaik
Pada kesempatan tersebut, Kabadiklat
mengumumkan peserta dengan Aksi Perubahan Terbaik tahun ini, yakni Dr. Rizal
Faharuddin, S.H., M.H., Koordinator pada Kejati Sulawesi Barat. Rizal
dinilai berhasil menghadirkan inovasi berjudul:
“SINERGI KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI
BARAT DAN LEMBAGA PERBANKAN PEMERINTAH DENGAN PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI
ANTI-FRAUD (FORKAF)”
“Saya ucapkan selamat dan apresiasi
kepada Saudara Rizal,” ujar Kabadiklat. Ia menegaskan bahwa dalam satu bulan ke
depan, aksi perubahan tersebut harus sudah berjalan efektif di wilayah hukum
Kejati Sulawesi Barat.
Apresiasi
untuk Istri Peserta PKA
Menariknya, pada penutupan PKA kali
ini, para istri peserta yang tergabung dalam Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD)
turut hadir untuk pertama kalinya. Kabadiklat menyampaikan ucapan selamat dan
terima kasih atas dukungan mereka.
“Ibu-ibu harus bangga. Inilah suami
Ibu. Mereka mampu menyelesaikan pelatihan ini dan terus melangkah maju,”
ucapnya. Ia juga berharap para peserta dapat melanjutkan jenjang kepemimpinan
berikutnya, mulai dari PKA menuju PKN Tingkat II hingga PKN Tingkat I. (Muzer)
.jpeg)
