![]() |
Toton Rasyid, Direktur Hukum Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama Badan Narkotika Nasional (BNN) Paparkan Bahayanya Narkoba. (Foto: Instagram BNN) |
JAKARTA – Toton Rasyid, Direktur Hukum Deputi Bidang Hukum dan Kerja Sama Badan Narkotika Nasional (BNN), tampil sebagai narasumber dalam kegiatan Semarak HUT RI ke-80 bertema “Spirit Kebersamaan untuk Lingkungan Kerja Sehat dan Produktif Demi Indonesia Maju” yang diselenggarakan PT Infomedia Solusi Humanika, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Kegiatan ini diikuti 160 pegawai yang hadir langsung serta 100
peserta lainnya dari berbagai kantor cabang melalui aplikasi Zoom Meeting. Kehadiran Toton Rasyid dalam forum ini
menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat,
khususnya kalangan dunia kerja, dalam Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan serta Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN).
Dalam paparannya, Toton menjelaskan bahwa situasi penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba secara global sangat dinamis. Faktor penyebabnya
antara lain kebijakan politik nasional, meningkatnya eskalasi konflik
bersenjata di berbagai kawasan, hingga pelemahan ekonomi global.
“Pencegahan dan pemberantasan
narkoba merupakan salah satu prioritas nasional yang masuk dalam Asta Cita ke-7
Presiden Republik Indonesia,” ujar Toton.
Ia juga menegaskan moral standing
Kepala BNN yang memandang kejahatan narkoba sebagai ancaman kemanusiaan dan
ancaman peradaban. Karena itu, BNN mengambil sikap represif terhadap jaringan
sindikat narkoba dengan langkah pemiskinan aset, namun tetap humanis kepada
penyalah guna dengan memberikan rehabilitasi.
Sebagai Jaksa, Toton turut
memaparkan materi strategis, mulai dari gambaran ancaman bahaya narkoba, jalur
rawan penyelundupan, pengungkapan kasus oleh BNN, hingga dampak medis maupun
hukum dari penyalahgunaan narkoba.
Lebih lanjut, ia menyampaikan data
dari Indonesia Drug Report 2025 yang mencatat sebanyak
14.387 penyalah guna narkoba telah mendapatkan layanan rehabilitasi yang
diselenggarakan BNN. (Muzer)