 |
| Persiapan Peserta PPPJ untuk makan malam di ruang makan peserta pelatihan. |
JAKARTA — Di balik kesibukan para peserta pelatihan di Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kejaksaan RI, ada dapur yang tak pernah tidur. Dapur ini bukan sekadar tempat memasak. Ia menjadi laboratorium gizi yang memastikan para calon jaksa muda tetap fokus, sehat, dan produktif.
Salah satu sosok yang berperan penting dalam dapur tersebut adalah Cindy Ulfiyatur Riyany, S.Gz., ahli gizi dari PT Adidev Putra Perkasa — perusahaan penyedia katering dan akomodasi yang melayani kebutuhan lembaga pemerintahan maupun swasta.
“Gizi seimbang itu kuncinya lima: karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah. Tapi tidak cukup itu saja, makanan juga harus higienis dan enak agar bisa dinikmati peserta,” ujar Cindy saat ditemui di sela pengawasan menu makan siang di dapur Badiklat, baru-baru ini.
Sebagai lulusan Gizi dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Cindy memikul tanggung jawab besar. Ia tidak hanya menyusun menu, tetapi juga memastikan teknik masak, bahan baku, dan penyajian berjalan sesuai standar gizi nasional.
Dari Dapur, Gizi Jadi Fondasi Pelatihan
Setiap harinya, dapur PT Adidev menyuplai makanan untuk ratusan para peserta yang sedang mengikuti pelatihan, mulai dari diklat calon jaksa hingga pelatihan teknis kejaksaan. Menu yang tersaji pun tidak sembarangan: ada kalkulasi energi, kebutuhan protein, hingga kecukupan mikronutrien yang dihitung dengan cermat.
Menurut Cindy, kualitas makanan sangat berpengaruh pada daya tahan dan konsentrasi peserta. “Kalau asupan gizinya tidak tepat, bisa muncul masalah seperti lemas, gangguan pencernaan, atau bahkan menurunnya daya pikir,” ujarnya.
Hal ini diamini oleh sejumlah peserta Pelatihan yang sedang mengikuti program Diklat di Badiklat. Dalam pantauan redaksi, para peserta terlihat menikmati hidangan yang disiapkan oleh tim katering PT Adidev Putra Perkasa. Menu seperti ayam bakar rempah, ikan asam manis, sayur bening bayam, hingga potongan buah segar tampak habis disantap.
“Masakannya enak dan sehat. Variasinya juga nggak ngebosenin. Setiap hari beda,” ujar salah satu peserta pelatihan yang enggan disebutkan namanya.
Menyesuaikan Selera Generasi Muda
Mayoritas peserta pelatihan di Badiklat adalah generasi muda, usia 23-an hingga awal 30-an. Maka, Cindy dan tim dapurnya harus terus berinovasi. Ia rajin melakukan observasi: dari sisa makanan di piring, komentar peserta, hingga diskusi informal dengan staf pelatihan.
“Kalau ada menu yang tidak habis, itu sinyal untuk diganti. Biasanya mereka suka ayam, ikan, tahu-tempe, tapi sayur tertentu seperti pare harus diolah dengan cara lebih menarik,” ujarnya sambil tersenyum.
Selain menjaga cita rasa, Cindy juga menekankan pentingnya membatasi penggunaan penyedap rasa. “Kami minimalkan MSG dan garam berlebih. Kesehatan jangka panjang tetap jadi prioritas,” tambahnya.
Katering Sehat untuk Kinerja Optimal
PT Adidev Putra Perkasa, tempat Cindy bertugas, adalah perusahaan yang mengkhususkan diri pada layanan katering dan akomodasi untuk instansi pemerintah. Perusahaan ini tidak sekadar memasak dan menyajikan, tetapi hadir sebagai mitra yang memastikan makanan sebagai fondasi produktivitas kerja.
“Kami berkomitmen untuk menyediakan makanan bergizi, higienis, dan berkualitas tinggi guna mendukung kesehatan dan performa peserta pelatihan,” ujar Budi, pemilik PT Adidev Putra Perkasa, saat ditemui di Badiklat Kejaksaan RI di Ragunan, Jakarta Selatan.
Dengan dukungan tim ahli gizi, chef profesional, dan sistem distribusi yang tertata rapi, perusahaan ini berupaya menjadi solusi katering institusi yang tidak hanya praktis, tapi juga berdampak langsung terhadap kualitas sumber daya manusia.
“Bekerja di dapur instansi pemerintahan itu bukan cuma soal kenyang. Ini tentang bagaimana kami ikut andil membentuk aparatur yang sehat secara fisik dan siap menjalankan tugas negara,” pungkas Cindy. (Muzer)