![]() |
Jam Intel Kejaksaan Agung, Reda Manthovani saat mengikuti Jalan Sehat bersama ribuan penyamdang disabilitas di Bandar Lampung, Minggu 18 Mei 2025. (Foto: Scrinshut Instagram resminya) |
BANDARLAMPUNG– Dalam semarak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-343 Kota Bandar Lampung, suasana kebersamaan dan kepedulian terasa kuat saat ribuan warga, termasuk penyandang disabilitas, mengikuti kegiatan jalan sehat dan senam bersama, Minggu (18/5/2025).
Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung RI, Prof. Reda Manthovani, turut hadir dan menyampaikan rasa harunya atas momen tersebut.
“Saya merasa terhormat bisa berjalan sehat dan senam bersama ribuan sahabat penyandang disabilitas. Momen luar biasa ini bukan hanya tentang kebersamaan, tapi juga tentang pengakuan dan harapan,” tulis Reda dalam unggahan akun Instagram resminya.
Dalam kesempatan tersebut, Reda Manthovani menerima piagam penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai Tokoh Relawan Disabilitas atas dedikasinya dalam pemberdayaan penyandang disabilitas. Ia menyebut penghargaan itu bukan untuk dirinya semata, melainkan sebagai simbol perjuangan yang harus terus dilanjutkan.
“Alhamdulillah, dalam kesempatan ini saya dianugerahi piagam penghargaan MURI sebagai Tokoh Relawan Disabilitas atas dedikasi dalam pemberdayaan penyandang disabilitas. Ini bukan untuk saya pribadi, melainkan sebagai pengingat bahwa perjuangan kita masih panjang,” ujarnya.
Reda juga menekankan pentingnya membangun masyarakat yang inklusif dan adil bagi semua warga, tanpa kecuali.
“Masyarakat yang hebat adalah masyarakat yang tak membiarkan satu pun warganya tertinggal, termasuk saudara-saudara kita penyandang disabilitas,” ucapnya.
Kegiatan jalan sehat tersebut tak hanya menjadi perayaan ulang tahun kota, tetapi juga bentuk nyata solidaritas dan gerakan kemanusiaan. Reda berharap semangat keberpihakan terhadap penyandang disabilitas tidak berhenti pada wacana, melainkan menjadi gerakan bersama yang konsisten dan berkelanjutan.
“Ayo, kita jadikan keberpihakan pada penyandang disabilitas bukan hanya wacana, tapi gerakan bersama,” tutup Reda. (Muzer)