JAKARTA- Perkembangan dunia telah sampai di zaman globalisasi yang
diiringi perkembangan teknologi dan informasi yang semakin canggih dan
menghapuskan batas dan sekat antar negara dan antar budaya.
“ Hal ini menjadi tantangan bagi kita semua. Kita harus menyiapkan
strategi bagaimana menghadapi globalisasi tersebut,” ujar Kepala Badan Diklat
Kejaksaan RI, Tony Spontana saat memberikan sambutannya pada upacara pembukaan
Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan I bagi pejabat eselon III, di
Kampus B Pusat Diklat Manajemen dan Kepemimpinan Ceger, Jakarta- Selasa (
1/3/2022 ).
Globalisasi berperanan penting bagi kelangsungan hidup bangsa
indonesia karena mampu membantu masyarakat dalam upaya mencapai kesejahteraan
hidup, pada sisi lain globalisasi juga penuh tantangan dan kompetisi yang
menuntut sumber daya manusia berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi.
“ Aparatur Sipil Negara sebagai bagian dari Sumber Daya Manusia Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas kompetensinya dan memiliki daya saing sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien untuk dapat mendorong peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat,” kata Tony.
Tony menyatakan guna menjawab semua tantangan di atas perlu
dilaksanakan pembinaan aparatur sipil negara melalui jalur pelatihan.
Disebutkan dasar pertimbangan sebuah lembaga dalam melaksanakan
pelatihan untuk para pegawainyanya adalah untuk pembinaan, peningkatan
kapabilitas, profesionalisme, etika, integritas dan pengembangan karir pegawai
ASN termasuk untuk kepentingan promosi.
“ Aparatur kejaksaan selaku salah satu unsur aparatur sipil negara
mempunyai peranan penting dan strategis, dalam menyelesaikan tugas-tugas umum
pemerintahan dan pembangunan khususnya dalam penegakan hukum,”
Oleh karena itu kata Tony, dalam rangka menyelenggarakan
tugas-tugas tersebut, aparatur kejaksaan perlu dibina, salah satunya melalui
jalur pelatihan.
Merujuk Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil
negara mengatur tentang pengembangan kompetensi pegawai melalui pendidikan dan
pelatihan. Pasal 70 uu no. 5 tahun 2014 menyebutkan bahwa setiap Pegawai
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi.
Pengembangan karier aparatur sipil negara harus memenuhi tiga
kompetensi :
1. Kompetensi
teknis; yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis
fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis.
2. Kompetensi
manajerial; yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural,
manajemen dan kepemimpinan, dan pengalaman kepemimpinan.
3. Kompetensi
sosial kultural; yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
Menurut Tony, Pelatihan Kepemimpinan Administrator Eselon III bagi peserta guna memberikan peningkatan kompetensi manajerial melalui kurikulum yang materi pembelajarannya dirancang untuk meningkatkan kemampuan leadership birokrasi di sektor publik, cara pembelajarannya berbasis pada pengalaman dan pembelajarannya bersifat on-off kampus, serta melibatkan atasan langsung peserta yang bertindak sebagai mentor.
“ Mentor dalam pelatihan kepemimpinan administrator sangat
berperan memberikan dukungan, memberikan persetujuan, memberikan arahan, membimbing dalam mengatasi kendala, membantu
peserta dalam memetakan agenda aksi perubahan, menjelaskan kontrak
penyelesaian, memantau perkembangan proyek perubahan, memantau capaian, memberi
dukungan dan memberi inspirasi bagi
peserta diklat dalam melakukan inovasi,” bebernya.
Karena posisi mentor sangat menentukan keberhasilan peserta dalam
menyelesaikan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Di Badan Diklat Kejaksaan RI.
Adapun tujuan penyelenggaraan Pelatihan Kepemimpinan Administrator adalah untuk
meningkatkan kompetensi seorang pemimpin yang efektif dalam pengetahuan dan
kemampuan serta sikap dan perilaku yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sebagai pemangku jabatan struktural eselon III.
Selain itu pejabat administrator juga memiliki kompetensi
kepemimpinan taktikal yang akan berperan melaksanakan tugas dan fungsi
kepemerintahan di instansinya masing-masing.
Kompetensi kepemimpinan taktikal adalah kemampuan menjabarkan visi
dan misi instansi ke dalam program instansi dan memimpin keberhasilan
pelaksanaan program tersebut, yang diindikasikan dengan kemampuan :
1. Mengembangkan
karakter dan sikap perilaku integritas sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan kemampuan untuk menjunjung
tinggi etika publik, taat pada nilai-nilai, norma, moralitas dan bertanggung
jawab dalam memimpin unit instansinya;
2. Menjabarkan
visi dan misi instansinya ke dalam program-program instansi;
3. Melakukan
kolaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola program-program
instansi ke arah efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program;
4. Melakukan
inovasi sesuai bidang tugasnya guna mewujudkan program-program instansi yang
lebih efektif dan efisien;
5. Mengoptimalkan
seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal organisasi dalam
implementasi program unit instansinya.
Dikatakan Pembekalan untuk meningkatkan kualitas dan pengetahuan
tersebut akan diberikan melalui kuliah-kuliah, diskusi-diskusi, pelatihan,
simulasi, seminar serta ceramah dari para widyaiswara, tenaga pengajar /
fasilitator, pimpinan kejaksaan dan narasumber lainnya. Kesemuanya itu akan
diperlukan dalam menghadapi tantangan dan permasalahan, serta tuntutan dan
aspirasi masyarakat yang semakin kompleks.
Dengan pelatihan ini juga diharapkan para pejabat administrator
eselon III dapat kembali menyadari fungsinya sebagai aparatur sipil negara
yaitu : sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik, serta
sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut dengan baik seorang
aparatur sipil negara juga harus dapat mengubah pola pikirnya dari penguasa
menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan dan menyadari bahwa jabatan
adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan.
“ Saya yakin dan percaya bahwa saudara saudara akan mampu
mengikuti seluruh program pelatihan ini dengan baik, memegang teguh integritas, disiplin dan ketulusan hati selaku insan
adhyaksa, yang diharapkan pada suatu saat akan mampu mengambil alih tongkat estafet
kepemimpinan secara baik,” pungkas Tony sembari menyemangati para peserta
Diklat.
Kegiatan pembukaan hingga proses pembelajaran PKA bagi pejabat
eselon III dilaksanakan dengan ketat mengikuti tata aturan protokol kesehatan
tentang pencegahan penularan Covid-19. ( Muzer )