MUKOMUKO,AF-Setelah memperoleh predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Tahun 2020, hari ini Kejaksaan ( Kejari ) Negeri Mukomuko Provinsi Bengkulu melakukan upacara pencanangan Pembangunan Integritas Tanpa Batas menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 2021.
Upacara pencanangan WBBM ini ditandai dengan penandatanganan komitmen bersama pakta integritas yang dimulai oleh Kajari dan diikuti seluruh pegawai.
Kajari Mukomuko Hendri A., SAg.SH.MH menegaskan bahwa Zona Integritas harus dimaknai menjadi Integritas Tanpa Batas.
"Dengan filosofi bahwa membangun integritas tidak boleh berbatas zona," kata Hendri yang merupakan jebolan jurusan filsafat IAIN Sunan Kalijaga di konfirmasi, Selasa ( 19/1/2021)
Artinya kata Hendri,tidak boleh berbatas ruang dan waktu, di manapun dan kapanpun harus selalu dipegang teguh, dan konsep inilah yang juga telah diterapkan dalam mewujudkan WBK 2020.
Acara tersebut didahului dengan penyematan pin WBK kepada pegawai Kejari Mukomuko, kemudian dilanjutkan dengan peresmian prasasti WBK.
Pada kesempatan ini Kajari Mukomuko Hendri menyampaikan bahwa predikat ini pada hakekatanya bukanlah penghargaan.
"Namun sejatinya merupakan kepercayaan yang menuntut tanggung jawab yang tidak ringan demi terwujudnya institusi yang bebas dari korupsi," ujarnya.
Kajari menekankan bahwa upacara ini tidak boleh hanya sebatas seremonial belaka, namun harus benar-benar diinternalisasi menjadi prinsip-prinsip yang harus dijaga demi institusi yang bersih dan dapat melayani dengan baik kepada pencari keadilan.
Hendri menegaskan bahwa acara yang sengaja diselenggarakan dengan penuh kesederhanaan dan tidak melibatkan stakeholder external ini mengandung maksud dan makna bahwa pencanangan ini lebih ditujukan sebagai peneguhan komitmen secara internal serta bukan untuk didengung dan agungkan secara latah.
Amanat pimpinan satker sebagai role model harus dapat menjadi teladan dalam menjaga integritas, yang salah satu kunci utama menjaga integritas adalah kesederhanaan, dan hal ini memang tercermin dalam kehidupan sehari-hari Hendri yang tampil apa adanya.
Terkait keteladanan tersebut Kajari menyitir pesan Ki Hajar Dewantara "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, "yang memuat makna amat dalam bahwa seorang pemimpin ketika di depan harus bisa menjadi contoh yang baik, ketika di tengah harus bisa menginspirasi dalam karya dan ketika di belakang harus bisa menjadi pamomong yang memberi semangat dan kekuatan.
“Insyaallah kita bisa karena pada hakikatnya kita semua adalah pemimpin”, pungkas Hendri.( Muzer/ Rls )