Kepala Badan Diklat Kejaksaan RI,Setia Untung Arimuladi |
JAKARTA-Indonesia
memiliki proporsi kekayaan keanekaragaman spesies yang tinggi, termasuk 17%
spesies burung, 12% spesies mamalia, 16% spesies reptil dan amphibi, 25%
spesies ikan, 33% spesies serangga dan 10% spesies tanaman berbunga. Oleh karena itu indonesia
merupakan salah satu negara mega biodiversity terpenting di dunia diperkirakan
sebanyak 300.000 spesies satwa liar atau sekitar 17% satwa di dunia terdapat di
indonesia.
Kerjasama Badan Diklat Kejaksaan RI dengan Wildlife Conservation Society – Indonesia Program (WCS-IP) di Badan Diklat Kejaksaan RI,Jakarta,Senin ( 21/1/19 )
“ Saat ini spesies-spesies satwa liar tersebut mengalami penurunan
jumlah populasi yang sangat signifikan, diantaranya akibat perburuan dan
perdagangan illegal,” kata Kaban Diklat Kejaksaan RI,Setia Untung Arimuladi yang juga di kenal sebagai Ketua Umum PJI ( Persatuan Jaksa Indonesia )
Di indonesia tambahnya, perdagangan Ilegal satwa liar menimbulkan kerugian negara sebesar Rp. 9 triliun per tahun (Dirjen Ksdae-KLHK). Sementara itu, kerugian negara dari sektor kehutanan
mencapai Rp. 598 triliun – Rp. 779,3 triliun atau setara US $ 60,7 miliar - US $ 81,4 miliar selama tahun 2003-2015 (KPK 2016).
“Perburuan dan perdagangan ilegal satwa liar
tidak hanya menyebabkan kerugian finansial, tetapi juga berdampak secara
ekologis yang menyebabkan terjadinya kepunahan massal terhadap spesies-spesies
tertentu, gangguan ekosistem, penyebaran penyakit (zoonosis), hilangnya
kearifan lokal, serta beban moral dan reputasi
bagi negara di mata dunia internasional,” katanya.
Tingginya tingkat kepunahan satwa telah
membuat isu ini menjadi perhatian publik, baik nasional maupun internasional.
Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tahun 2010 sebagai "Tahun Internasional Keanekaragaman Hayati" (the
international year of biodiversity).
“PBB juga menetapkan tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 sebagai dekade keanekaragaman hayati dan
menetapkan tujuan dan target strategis keanekaragaman hayati untuk tahun 2020,”kata
Untung.
Maraknya tindak pidana perdagangan dan
perburuan satwa liar dan semakin canggihnya modus yang dipergunakan antara
lain melalui media online, baik melalui
platform e-commercemaupun media sosial lainnya, serta kaitannya dengan tindak
pidana lain misalnya tindak pidana pencucian uang, kepabeanan, tentu saja
membutuhkan Jaksa-Jaksa yang handal baik dalam menangani perkaranya maupun
tenaga pengajar.
Di tegaskan, dalam pelatihan TOT ini di nilai sangat menarik,karena
pesertanya sangat antusias mengikuti pelatihan yang boleh dikatakan jarang
bahkan belum pernah di laksanakan.
“ Pesertanya sangat antusias dalam peserta ini ada Kepala Pusat
DTF Kepala Pusat Mapim,para Kabid,Kabag TU bahkan Kabag Keuangan ikut,nah ini
sangat menarik sekali,” kata Untung.
Oleh karena itu,Badan Diklat Kejaksaan yang merupakan lembaga sub ordinat Kejaksaan Agung yang
berfungsi untuk melatih dan membina
mental dan kemampuan profesional semua
unit di Kejaksaan yang salah satu fungsi adalah melaksanakan pembinaan tenaga
pengajar, siswa dan alumni.
“ Menigkatkan profesionalisme Jaksa kaitannya dengan khususnya
bidang penanganan kasus tindak pidana satwa liar yang begitu menjadi pusat
perhatian dunia PBB,” bebernya
Kegiatan TOT ini bertujuan untuk menambah wawasan, profesioanalitas
serta pengetahuan dan pemahaman mengenai penanganan perkara perdagangan ilegal
satwa liar yang dilindungi kepada Jaksa sebagai
tenaga pengajar.
Sementara itu Manajer WCS-IP Dwi Adhiasto Nugroho menyambut baik
dan menyampaikan ucapan terimkasih atas
kerjasamannya yang sangat baik ini dengan Badan Diklat kejaksaan kaitannya
dengan program perlindungan satwa liar.
“ WCS sebenarnya sudah kerjasama yang lama dengan Kejaksaan Agung
yang di mulai sejak tahun 2016,” ujar Nugroho
Sebenarnya WCS secara rutin mengadakan dengan menggelar haus
training yang diadakan oleh satgas SDA Kejaksaan Agung.
“ Pada tahun 2018 kita kerjasama dengan Kejaksaan Agung terkait
melatih lebih dari 240 Jaksa di lebih dari 15 Provinsi di Indonesia, kita
harapkan ini memberikan kontribusi positif bagi keselamatan satwa liar yang ada
di Indonesia,” katanya. ( Muzer )
.
Tags
Badiklat