Adhyaksa Foto Indonesia

Jan Maringka & Gerry Hukubun: Merawat Harapan lewat Kata dan Narasi di JM Podcast

 

Energi Kata yang Mengubah Hidup: Dialog Jan Maringka dan Gerry Hukubun. (Foto: Scrinsut JM Podcast)

JAKARTA – Kata-kata memiliki kekuatan. Itulah yang menjadi benang merah dalam perbincangan hangat antara Dr. Jan S. Maringka, SH. MH. CGCAE dan motivator muda Gerry Hukubun dalam program JM Podcast edisi Sabtu, 30 Mei 2025.

Dalam episode bertajuk "Energi Kata-Kata Membangkitkan Sukma", Dr. Jan Maringka—mantan Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung RI (2017–2020) sekaligus mantan Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian RI (2021–2023)—menggali inspirasi di balik pesan-pesan motivasi yang konsisten dibagikan oleh Gerry Hukubun di media sosial.

“Pemirsa, kali ini kita kedatangan tamu, seorang motivator, politisi muda, Gerry Hukubun. Selamat datang dalam program Jangan Menyerah,” sapa Jan membuka dialog.

Jan mengaku penasaran. Hampir setiap hari ia menerima kutipan-kutipan motivasi dari Gerry yang beredar di grup WhatsApp maupun media sosial. “Saya berpikir, apa ini orang nggak kehabisan kata-kata?” candanya.

Kekuatan Kalimat, Kuasa dari Mulut

Gerry menjelaskan bahwa aktivitasnya menyebar pesan-pesan motivasi bukan sekadar rutinitas, melainkan panggilan hati. Ia percaya bahwa apa yang keluar dari mulut seseorang bisa membawa dampak besar—baik atau buruk—bagi orang lain.

“Manusia itu dipengaruhi oleh apa yang diimani dan apa yang keluar dari mulut,” ujar Gerry. “Kata-kata punya kuasa, dan itu bukan cuma perspektif pribadi, tetapi juga disebutkan dalam kitab-kitab suci.”

Menurut Gerry, meski hanya dua dari seratus orang yang mungkin merasa terbantu oleh pesannya, itu sudah cukup. Ia bahkan pernah menerima kesaksian dari seseorang yang membatalkan niat bunuh diri setelah mendengar salah satu videonya.

“Kata-kata itu kadang bukan orisinal dari saya. Banyak yang diulang-ulang. Tapi manusia itu memang butuh diingatkan terus,” katanya.

Dari Politik ke Dunia Inspirasi

Karier Gerry dimulai sejak usia muda. Pada 2009, di usia 23 tahun, ia telah terjun ke dunia politik nasional. Namun belakangan, ia lebih dikenal sebagai sosok inspiratif di jagat media sosial.

“Dulu saya sempat tidak banyak kegiatan, dan saya pikir kalau pikiran tidak diarahkan ke hal positif, bisa cenderung negatif,” katanya.

Ia menyadari bahwa manusia pada dasarnya memiliki sisi liar. Norma, agama, dan etika menjadi pagar yang membentuk manusia hidup tertib. Karena itulah, kata Gerry, pengulangan dan pengingat sangat penting dalam membentuk karakter.

“Kalau polisi dan TNI tiba-tiba tidak ada, saya yakin banyak barang di jalan yang diambil orang,” ujar Gerry mencontohkan. “Itu karena pada dasarnya manusia bisa barbar jika tidak diatur.”

"Insinyur Lidah" dan Pentingnya Berbagi

Meski usianya terbilang muda, Gerry tak ragu menyuarakan pesan-pesan positif. Bahkan, di kampung halamannya, ia sempat dijuluki “insinyur lidah” karena kemampuannya merangkai kata.

Ia percaya bahwa meski pendidikan formal berjenjang, esensinya tetap sama—pengulangan dan penguatan nilai.

“SD, SMP, SMA, perguruan tinggi. Ilmunya bisa sama, tapi disampaikan berulang pada peserta didik yang berbeda. Begitu juga hidup,” katanya.

Gerry pun mendorong anak muda untuk menemukan tempat yang tepat dalam mengekspresikan diri. Banyak orang, menurutnya, memiliki potensi luar biasa tetapi tidak berada di ekosistem yang mendukung.

“Ada yang jenius, tapi karena bekerja di birokrasi yang tak sesuai, jadi tak terlihat prestasinya,” ujarnya.

Jangan Menyerah: Ruang untuk Harapan

Di akhir podcast, Dr. Jan Maringka menekankan pentingnya konsistensi dalam menyebar kebaikan. Kata-kata yang keluar dari ketulusan bisa menyelamatkan jiwa, membangkitkan semangat, dan membuka jalan bagi banyak orang yang sedang kehilangan arah.

“Bung Gerry memberi kita pelajaran bahwa energi positif itu bisa ditularkan lewat kata-kata, dan bahwa setiap orang punya peran, sekecil apa pun, dalam menginspirasi sekitarnya,” tutup Jan. (Muzer)

Post a Comment

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال